Selasa, 26 Agustus 2014

Lava Bantal




Laboratorium alam yang berlokasi di Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah ini dikenal dengan sebutan Lava Bantal (pillow lava) oleh para ilmuan geologi. Lava bantal terbentuk dari lava hasil erupsi lelehan yang mengalami kontak langsung dengan fluida (masa air) yang bisa terjadi di laut maupun danau yang sangat dalam. Pembekuannya yang berlangsung sangat cepat menyebabkan mineral-mineralnya tak terbentuk dengan baik dan membentuk geometri serupa bantal. Sehingga dijulukilah kawasan ini dengan lava bantal atau pillow lava.
Lava Bantal Berbah diperkirakan sebagai gejala erupsi lelehan yang telah berumur lebih dari 30 juta tahun, bahkan usianya lebih tua dibandingan gugusan bukit purba di bagian selatan Pulau Jawa, seperti fenomena gunung api purba Nglangeran. Fenomena ini juga ditengarai sebagai cikal bakal  atau fase awal munculnya pembentukan gunungapi di Pulau Jawa yang kini berkembang menjadi himpunan gunung api strato (himpunan batuannya disebut sebagai OAF-Old Andesite Formation) dengan erupsi eksplosif  dan dengan komposisi umum andesitik.
Di kawasan ini kita juga dapat menikmati fenomena geologi lainnya berupa endapan debu vulkanik yang sangat tebal sebagai bukti adanya erupsi gunung api strato di masa silam. Fenomena ini menandai masa-masa kejayaan gunung api purba di Pulau Jawa, dalam kisaran waktu 36 juta tahun yang lalu. Meski berdampingan, jeda peristiwa pembentukan kedua fenomena tersebut bisa mencapai ribuan bahkan jutaan tahun lamanya.
Diantara gejala lava bantal dan endapan debu vulkanik, kita dapat menemukan fenomena lain berupa patahan lempeng bumi yang sempat populer ketika terjadi gempa bumi di Jogja pada Mei tahun 2006 lalu yakni Kali Opak dengan pemandangan arus airnya yang sangat cantik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar