Laboratorium alam yang berlokasi di Desa
Jogotirto, Kecamatan Berbah ini dikenal dengan sebutan Lava Bantal (pillow lava) oleh para ilmuan geologi.
Lava bantal terbentuk dari lava hasil erupsi lelehan yang mengalami kontak
langsung dengan fluida (masa air) yang bisa terjadi di laut maupun danau yang
sangat dalam. Pembekuannya yang berlangsung sangat cepat menyebabkan
mineral-mineralnya tak terbentuk dengan baik dan membentuk geometri serupa
bantal. Sehingga dijulukilah kawasan ini dengan lava bantal atau pillow lava.
Lava Bantal Berbah diperkirakan sebagai gejala
erupsi lelehan yang telah berumur lebih dari 30 juta tahun, bahkan usianya
lebih tua dibandingan gugusan bukit purba di bagian selatan Pulau Jawa, seperti
fenomena gunung api purba Nglangeran. Fenomena ini juga ditengarai sebagai
cikal bakal atau fase awal munculnya
pembentukan gunungapi di Pulau Jawa yang kini berkembang menjadi himpunan
gunung api strato (himpunan batuannya disebut sebagai OAF-Old Andesite
Formation) dengan erupsi eksplosif dan
dengan komposisi umum andesitik.
Di kawasan ini kita juga dapat menikmati
fenomena geologi lainnya berupa endapan debu vulkanik yang sangat tebal sebagai
bukti adanya erupsi gunung api strato di masa silam. Fenomena ini menandai
masa-masa kejayaan gunung api purba di Pulau Jawa, dalam kisaran waktu 36 juta
tahun yang lalu. Meski berdampingan, jeda peristiwa pembentukan kedua fenomena
tersebut bisa mencapai ribuan bahkan jutaan tahun lamanya.
Diantara gejala lava bantal dan endapan debu
vulkanik, kita dapat menemukan fenomena lain berupa patahan lempeng bumi yang
sempat populer ketika terjadi gempa bumi di Jogja pada Mei tahun 2006 lalu
yakni Kali Opak dengan pemandangan arus airnya yang sangat cantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar